Rabu, 13 Februari 2013

Like a Surfer



Mungkin judul tersebut terlihat sangat pasaran dan sederhana, bahkan terlalu sederhana. But bagi saya jangan melihat dari sebuah judul saja, apakah judul tersebut menarik atau tidak. Meski kata Mario Teguh bahwa penampilan luar itu penting, tapi kalau kita tak menyelaminya apakah kita tau apa yang ada didalamnya. So, bagi saya judul yang sederhana atau bahkan amat sangat sederhana tak jadi masalah ketika kita bisa mengerti dan memaknai apa yang terkandung didalamnya. (kok malah ngomongin judul…..)
Cukup sudah basa-basinya…
Ini adalah sebuah tulisan pertama saya tentang apa yang telah saya dapat ketika saya berlibur di Bali beberapa waktu lalu. Singkat cerita, saya dan beberapa teman saya pergi ke Kuta di senja hari yang Alhamdulillah meski sedikit mendung tapi tetap indah. Bukan karena banyak bule-bule yang pakai bikini atau banyak gadis-gadis yang cantik disana, tapi karena apa yang telah saya dapatkan disana.
Saya duduk di atas pasir pantai Kuta. Memandang laut lepas yang begitu luas. Tapi perhatian saya teralihkan ke para peselancar di sana. Saya bertanya apa yang enak dari berselancar?, tapi itu tak akan terjawab kalau kita tak mencobanya kan. Dari situ saya jadi ingat sesuatu tentang bagaimana peselancar ingin bersenang-senang dengan ombak, ia harus memilih ombak yang bagus untuknya. Ketika sudah mendapatkan ombak yang di inginkan, peselancar akan mulai atraksinya. Mengarungi ombak dengan perasaan seakan ingin menunjukkan this is my time, bukan untuk pamer kemampuan tapi untuk menikmati ombak yang telah dipilihnya. Percaya diri bahwa ia bisa melakukannya dan terjatuh adalah resikonya. Saya berpikir itu lah ending dari berselancar, tetapi ternyata bukan hanya itu saja. Terjatuh atau sengaja terjatuh memang itu akhirnya tetapi bagaimana ia bisa puas dengan apa yang telah ia pilih dan apa yang telah ia lakukan.
Seperti dalam kehidupankan? Hidup ini penuh dengan pilihan. Terkadang kita memilih yang terbaik untuk kita, tapi belum tentu kita dapat melakukannya atau kita memilih yang terburuk, tapi ternyata kita bisa melakukannya. Tetapi ketika kita sudah memilih, kita harus melakukan yang terbaik kan. Kita tidak bisa memprediksi masa depan kita bakal seperti apa, yang ada adalah kita berusaha sekarang dan menikmati apa yang ada, lalu kita akan “tertawa” dengan apa yang telah kita capai. Kegagalan atau terjatuh memang suatu hal yang tidak menyenangkan, tapi bukan kegagalan tersebut yang dilihat melainkan adalah prosesnya, usaha kita kenap bisa sampai gagal. Ketika sudah memahami kenapa bisa gagal, kita bisa berusaha lagi bukan. Jangan pernah menyesal ketika kita gagal dalam suatu hal. Kita masih bisa bangkit dan berusaha lagi. Menikmati segala proses yang kita lakukan itu sangat menyenangkan karena menurut saya itulah cerita hidup yang sebenarnya. Saya percaya bahwa Tuhan selalu memberikan kesempatan yang sangat lebar dan banyak sekali. So, kenapa mesti takut untuk selalu berusaha, lagi, dan lagi?
“Life like a Surfer, You can Choose, do Your Best, and Enjoy It”